Bisnis Gelap, Dukungan Aparat: Kisah Nyata H Awang Alias Muhdar Sang Kontroversial

Bisnis Gelap, Dukungan Aparat: Kisah Nyata H Awang Alias Muhdar Sang Kontroversial

Ridwan
Reporter KPK sigap Kalbar

MELAWI – Praktik penampungan emas tanpa izin (PETI) dan peredaran bahan bakar minyak (BBM) ilegal kembali merebak di kawasan Ella Hilir, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Publik menyoroti kehadiran bos mafia H Awang alias Muhdar sebagai tersangka utama.

Sialnya, operasi ini diduga kuat dilindungi oknum aparat penegak hukum (APH) setempat. Warga menyuarakan kegelisahan.

Sejumlah sumber di lokasi kepada tim atas dasar keselataman, membenarkan keterlibatan H Awang alias Muhdar.

“Figur itu diduga menampung emas ilegal sekaligus bermain dengan BBM gelap di sini,” ujar seorang warga setempat Jumat (12/12/2025).

Informasi lebih lanjut menguatkan dugaan keterlibatan oknum. “Modus operasinya didukung sejumlah oknum Polsek Ella Hilir,” imbuhnya.

Tudingan ini makin menguat karena lemahnya respons institusi berwenang. Aktivitas ilegal tersebut berjalan nyaris tanpa gangguan, memunculkan persepsi publik tentang pembiaran atau bahkan perlindungan dari oknum APH.

Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai komitmen penegakan hukum di daerah itu.

Upaya konfirmasi langsung ke H Awang alias Muhdar menemui jalan buntu. Semua percobaan kontak via telepon dan pesan singkat ke nomor selulernya tidak digubris.

Pesan terkirim hanya berstatus terbaca, tanpa respons atau klarifikasi apa pun. Sikap tertutup ini kian menambah daftar pertanyaan.

Berdasarkan pantauan, aktivitas mencurigakan di lokasi telah berlangsung beberapa pekan tanpa hentinya alias libur.

Titik penampungan emas ilegal biasanya tersamar di antara aktivitas warga. Sementara, peredaran BBM gelap dilakukan dengan sistem distribusi cepat dan tertutup. Pola ini menunjukkan jaringan terorganisir dengan perlindungan tertentu.

Praktik ini jelas merugikan negara. Emas ilegal menghindari kewajiban royalti dan pajak, menggerus pendapatan daerah.

Demikian pula dengan BBM gelap, menyebabkan kebocoran pendapatan dari Pertamina serta potensi bahaya ledakan dan pencemaran lingkungan. Keamanan energi nasional pun terancam.

Masyarakat Ella Hilir mendesak tindakan tegas dan transparan. Mereka meminta aparat penegak hukum, termasuk Polres Melawi dan Kejaksaan, turun tangan langsung.

Investigasi independen terhadap dugaan kolusi oknum APH menjadi syarat mutlak. Publik menanti langkah nyata, bukan lagi kesunyian.

Kasus ini menjadi ujian kredibilitas penegak hukum di Melawi. Kemampuan membongkar jaringan ilegal sekaligus membersihkan institusi dari oknum nakal akan menentukan kepercayaan publik.

Tanpa tindakan tegas, praktik serupa akan terus berulang, merusak tatanan hukum dan merugikan masyarakat luas.

Kasus kuat H Awang alias Muhdar sebagai dalih penampungan emas ilegal dan BBM gelap di Ella Hilir perlu diusut tuntas.

Dugaan pembekingan oknum APH menjadi titik krusial. Penegak hukum wajib bertindak cepat, mengusik kepentingan gelap, serta memulihkan keadilan di bumi Kalimantan Barat.